Mata perih tersiram air garam, gaduh suara mengaduh
Hingga panas datang menyeka bumi peluh membasahi kening
Seraut wajah melukis hati, memandang lepas tak berbingkai
Kala gerimis menabur tawa, sekeping hati melukis kehidupan
Nampak indah dewi rembulan dipelupuk mata nan sayu
Lelaki mungil masih mampu tertidur pulas walau berbalut ompol
Suara ayam jantan bersahutan menandai turunnya para malaikat
Dan, semua kembali seperti semula kala bumi terjaga dari tidurnya.
Ketika logika berupaya memahami hati tanpa kata-kata.