Sabtu, 12 Januari 2013

DI PERSIMPANGAN JALAN

DI PERSIMPANGAN JALAN

oleh Andy Nurvita pada 21 Desember 2012 pukul 12:45 ·

Penyair lebih mudah berdamai dengan keadaan yang wajar dan biasa-biasa saja
Namun dunia tak peduli seraya berseru ‘Aku tidak berada dalam genggamanmu’

Penyair hanya dapat merangkai kata yang tertangkap basah oleh kedalaman bahasa kalbu
Baginya, tak ada perkara di masa lalu, kini dan nanti yang luput dari catatan gubahan langit
Baginya, cemburu atas kenikmatan yang dimiliki sesama hanya penyakit kebodohan sejati

Membaca ayat langit untuk tahta dan harta tidak sudi melekat dalam jiwa penyair
Baginya, keindahan dan kenikmatan sejati tidak dapat diukur dengan indera peraba dan perasa manusia

Yang dapat ia mengerti adalah tidak semua manusia dikaruniai kebebasan memilih jalan hidup yang  dilaluinya, dan semakin keras ia mencoba melawan kehendak alam akan semakin keras ia dihempaskan ke dinding samudera

Apa yang dikehendaki alam tidak selalu seiring sejalan dengan apa yang dikehendaki manusia.  Kini pilihan hanya ada dua, harus mengalah atau harus kalah.

Salatiga, 21 Desember 2012 Pukul 12.15 WIB.

Tidak ada komentar: