Cumbu rayu racikan pelangi hadir disela tawa renyahnya
Kata-kata mesra merayu tersemat amat manis dibibirnya
Kerlingan matanya, pegang peran penting arah obsesinya
Azimat kalimah sakti menusuk tajam nestapa pemujanya
Pernahkah, kau coba renungkan tawa dan tangis abadinya sayang?
Bila benar kau yang terhebat, manalah mungkin engkau telah luput
Pernahkah kau sadari tawa dan tangis abadinya dimasa itu sayang?
Masa dimana kau telah luput memilih jantung hati belahan jiwamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar